The Second Dimension(tm)

Cerita pertamaku asli! Tanpa dibantu siapa siapa! Ver 2.00 Boleh dibaca ga boleh ditiru... Komentar, saran, kritik, dll ditunggu.

Sunday, June 25, 2006

Saran,kritik&DLL

Mau nyaranin sesuatu?
Mau ngritik TFD?(demi kemajuannya)
Atau mau nulis unek unek ttg TFD?
Tulis aja koment di postan ini...
Atau PM sy di thpddf :p (MGB:SomeStink)
Tulis apapun juga yg ada di otakmu!!

Bagian 3:The old stone bar potongan ke 2

Ali yang masih kaget dengan keberadaan temannya disini hanya menjawab,”Apa? Kamu itu Kayn?!?”,”ya,benar aku kayn..”jawabnya dengan kalem.”Apa yang terjadi denganmu sewaktu di kuba?? Mengapa kamu sampai ada di sini?”tanya Ali keheranan.Kayn hanya diam dengan ekspresi wajah membeku,lalu berkata“nanti akan kuberitahu.”.Ali berkata dengan pelan,“kapan ?!?!”.Dia tertunduk,lalu berkata,“Rumahku ada di desa ini,datanglah.”.Ali melongo mendengar temannya sewaktu sma dulu sudah mempunyai rumah di tempat tak dikenal ini.”Kau mempunyai rumah disini?Dimana?”tanya Ali tak sabar.Kali ini Kayn menatap Ali lalu berkata dengan pelan nyaris berbisik,”Besok datanglah ke jalan Wooden Hill no 5.”Lalu Kayn beranjak pergi tanpa mengatakan apapun lagi,meninggalkan Ali yang terdiam.
Ali tidak dapat berkata apa apa,ia sekarang berusaha mengingat bahwa besok dia harus datang ke Wooden Hill no5.Lalu ia melanjutkan membersihkan sepatunya dari lumpur yang mulai mengering.Memang sulit untuk mempercayai bahwa ia telah bertemu Kayn,temannya sewaktu sma dulu yang dikabarkan hilang di perairan timur kuba.
Setelah memastikan bahwa ia sudah cukup kering dan bersih,Ali melihat lihat kursi dan meja disekitarnya,Semua kursi di tempat ini sudah penuh kecuali dua kursi di meja sebelah pojok kiri tempat ini.Ali berusaha menerobos orang orang yang menghalanginya agar bisa mencapai kursi dipojok bangunan itu sebelum ada yang mendahuluinya.Ternyata Ali berhasil mencapai tempat duduk itu.
Diantara empat tempat duduk yang disediakan,dua kursi di meja terakhir itu sudah ada yang mendudukinya.Yang satu,orang berambut kuning keemas emasan yang dibelah kanan dengan memakai kemeja hitam dengan suatu logo di sakunya.Entah kenapa,Ali menyadari bahwa orang yang berambut keemasan itu pendiam dan kalem,tetapi mempunyai kekuatan hebat.Orang yang satunya lagi berambut gondrong yang berwarna hitam kemerah merahan dengan gaya dibelah tiga.Dia memakai baju yang mengingatkannya pada assassin pada game Ragnarok,hanya saja baju yang ini berwarna merah darah dengan garis garis hitam dan emas di bagian bagian tertentu di baju itu.
Ali yang masih acak acakan berusaha menyapa orang yang memakai baju aneh itu,tetapi tidak dijawabnya.Kemudian ali menyapa orang berambut kuning itu,”Hai..”.Orang itu menatap Ali dan menjawab“Hai juga,salam kenal.”.”salam kenal juga,namaku Ali patay,kamu?”Tanya Ali sekaligus bersiap duduk disebelah orang berambut kuning itu.”Namaku Garold Broazyme,panggil saja Garold” ucapnya sambil memperhatikan Ali yang sedang duduk.
Setelah terdiam sejenak,Ali melihat salah satu pelayan bar ini mengantarkan sup krim ayam yang masih panas kepada orang berbaju assassin didepan Ali.Orang itu memberikan beberapa kepingan logam yang berbentuk aneh kepada pelayan itu,kemudian pelayan itu pergi menuju meja lain.”Kenapa?”tanya Garold yang ternyata memperhatikan Ali saat menatap keheranan kepingan kepingan logam tadi.Ali menggelengkan kepala,lalu menjawab,”tidak apa apa”.
Beberapa saat kemudian,Garold juga mendapatkan pesanannya,yaitu bubur berwarna coklat yang berbau daging ayam,lalu ia memberikan sebuah potongan kulit hewan yang sudah diukir kepada pelayan yang memberikan pesanannya sambil berkata,”Sisanya ambil sebagai tipmu”.
Ketika bubur Garold hampir setengahnya habis,ia menatap Ali yang memandangi mangkok sup krim yang sudah habis dengan ekspresi kelaparan,lalu berkata,”tidak membeli apa apa?”.Suara Garold memecahkan lamunan.”Tidak.”jawab Ali serak.”tapi kau baru saja dari luar! Pasti dingin sekali diluar,dan sudah sewajarnya jika kamu membeli minuman hangat dalam cuaca seperti ini.”kata Garold dengan nada prihatin.
Lalu Ali mengeluarkan uang seratus ribu yang sudah basah dari saku celananya,kemudian berkata,”apakah ini berlaku disini?”sambil meletakkan uang itu dimeja.Garold memandang uang seratus ribu itu tanpa berkedip,kemudian ia bertanya,”Apa ini?”,”Tentu saja ini uang..,tapi, ini mata uang di Indonesia..”ujar Ali tanpa ekspresi,”Uang? aku tidak pernah melihat uang yang seperti ini. Indonesia? Apa itu?” Tanya Garold dengan penuh tanda tanya.”Sudah kuduga.Pasti uang ini tidak berlaku disini”Gumam Ali.
Ali dan Garold terdiam sejenak,kemudian Garold bergumam,“pasti kau melakukan perjalanan yang sangat jauh..,sampai sampai uang di tempat kamu tidak bisa dipakai disini..”,Ali tidak dapat berkata apa apa,bahkan ia sendiri tidak tahu ia sedang berada dimana.Tanpa diduga,orang berbaju assassin itu berkata“Hmm..Barang itu unik juga…,kalau boleh,akan kubeli untuk dijadikan koleksi”.Ali dan Garold menatap orang itu secara bersamaan,kemudian Ali berkata,”Siapa kamu itu?!”,”Aku..?Aku itu seorang Druinon dari Dolores,namaku Sie Bangchi” Ujar orang aneh itu dengan nada yang angkuh.Ali melihat perubahan ekspresi di wajah Garold dari ekspresi biasa menjadi ekspresi kagum.
Satu jam kemudian,Ali sudah kekenyangan memakan nasi goreng dan roti daging asap panggang yang dilumuri keju.Ali sudah mulai merasa akrab dengan Garold,tetapi tidak dengan Bangchi,menurut Ali,ia adalah orang sombong yang menyebalkan.Ali juga akhirnya tahu nama tempat ini yang ternyata bernama old stone bar.Ia tahu karena melihat tulisan itu di papan kayu usang besar yang berada di atas kounter utama bar itu.
Badai diluar bangunan tua itu sudah mulai melemah saat Ali sedang menikmati secangkir susu coklat panas sambil mengobrol dengan Garold.”Kau berasal dari mana?”tanya Garold,”Indonesia..”jawab Ali tenang,”Indonesia? Apa itu? Wilayah baru? Kerajaan baru?”Tanya Garold terheran heran.Ali berpikir bahwa Indonesia bukanlah negara yang terkenal,tetapi keterlaluan jika ada yang tidak mengetahuinya, ”Indonesia,negara republik yang ada dibagian Timur bumi..!”jawab Ali dengan nada seakan akan keterlaluan jika tidak tahu.Tetapi Garold memang tidak tahu apa apa ia hanya melongo mendengar kata “negara”,“republik”dan “Timur bumi”.
“Sebenarnya ini dimana?!!”Ujar Ali tiba tiba.”Apakah kau tersesat?,Ini di Desa Broken Land,wilayah calamity tenggara,kerajaan Vienne..”Ujar Garold menjelaskan.”.Ali masih belum bisa mencerna apa yang dikatakan Garold,”kerajaan”,”Calamity”,”Vienne”dan “desa Broken Land” membuatnya pusing,karena,Ali belum pernah mendengar tempat tempat itu sebelumnya.

Thursday, June 22, 2006

Bagian 3:The old stone bar potongan ke 1

Bagian 3:
~Old Stone Bar~

Ali juga mendengar suara suara hewan seperti anjing dan kucing ditengah keramaian didalam bangunan itu.Ali yang merasa pusing karena kelaparan hanya mengira bahwa didalam bangunan itu sedang diadakan pesta.Ia menatap bajunya yang sudah compang camping,basah dan kotor dipenuhi lumpur dengan sedih.Ia berpikir bahwa ia sungguh sangat tidak sopan jika masuk ke sebuah pesta tanpa diundang dengan baju yang seperti yang ia pakai.Tetapi jika ia tetap diluar,Ali berpikir ia pasti akan meninggal karena kedinginan,kelaparan atau tersambar petir.Tanpa berpikir lebih jauh lagi,ia mengetuk keras pintu besar itu dengan tangannya,tetapi Ali tidak dapat mendengar suara ketukannya sendiri dikarenakan suara badai dan petir dibelakangnya.Setelah beberapa kali mengetuk tanpa jawaban,Ali mencoba lagi dengan meneriakkan salam keras keras,tetapi tetap saja suaranya kalah oleh suara petir yang tidak pernah berhenti.Karena Frustasi tidak ada yang menjawab dan membukakan pintu untuknya,Ali mendorong pintu itu keras keras tanpa mempedulikan resiko apa yang akan diterimanya karena masuk ke dalam suatu bangunan dengan baju penuh lumpur dan bash kuyup.
Diiringi suara derit yang menandakan engsel pintu itu kekurangan oli,pintu itu perlahan terbuka lebar,dan cahaya terang didalam bangunan itu keluar melewati celah yang semakin lama semakin lebar.Setelah terbuka cukup lebar untuk dilewatinya,ali memasuki bangunan itu.
Hal pertama yang Ali lihat adalah berpuluh puluh meja bundar kecil dengan empat kursi kayu disekeliling meja itu yang dipaksakan masuk ke dalam ruangan terang yang penuh dengan orang orang yang berjalan jalan kesana kemari membawa bawa makanan atau minuman. Ali sekarang melongo melihat arsitektur tempat ini yang benar benar seperti sebuah bar di jaman dahulu.Dinding dindingnya tampak seperti dibuat dari batu kali yang berwarna hijau lumut keputih putihan,lantainya terbuat dari batu marmer berwarna abu abu yang halus,licin dan mengkilat.Atap bangunan ini dissangga beberapa blok kayu besar yang disambung memakai sejenis metal berwarna hijau kehitam hitaman.Langit langit tempat ini diisi beberapa lampu gantung besar yang berbentuk lingkaran dan kayu kayu yang saling menyangga satu sama lain.
Tempat ini membuat Ali sangat terpesona karena sebelumnya ali hanya pernah membayangkannya.Lamunannya membuyar ketika salah seorang laki laki di tempat ini menutup pintu yang tadi dibiarkan terbuka oleh Ali.
Sebelum Ali sempat bertanya sesuatu tentang tempat ini kepada laki laki yang menutup pintu tadi,seseorang di sebelah kiri Ali memanggil manggil laki laki itu,dan tanpa mengacuhkan Ali,pria itu berlari menuju orang yang memanggilnya.Setelah melihat lihat sekitarnya,Ali melihat dua perapian besar yang berada beberapa meter di depan dan jauh disebelah kiri Ali.Ali yang sekarang mulai merasa hangat menyadari bahwa ini bukanlah tempat pesta,melainkan sejenis bar.
Ali menatap bajunya yang masih kotor dan basah,ia berencana untuk mengeringkan baju itu di perapian di depannya,Ia berjalan menerobos kerumunan orang orang yang berjalan kesana kemari,dan beruntungnya,tidak ada yang merasa bahwa dirinya telah terkena lumpur dari baju Ali.
Akhirnya Ali berhasil mencapai perapian itu setelah tidak sengaja menendang beberapa hewan di tempat ini.Ali segera berusaha mengeringkan bajunya,tetapi sangatlah susah untuk mengeringkan suatu baju yang basah kuyup dalam jangka waktu dekat.Beberapa menit kemudian,ketika Ali sedang berusaha membersihkan sepatunya dari lumpur yang mulai mengeras,seseorang menepuknya dari belakang.Ali pun menoleh,ia melihat perempuan berbaju coklat dengan motif macan tutul seperti baju pria yang tadi menutup pintu utama sewaktu Ali baru datang ke sini.Perempuan itu berambut lurus panjang berwarna coklat.Ia berkata,”Ali? Bagaimana kamu bisa sampai disini?”,Ali terlonjak ketika medengar kata kata itu,Ali sadar bahwa orang yang sekarang berhadapan dengannya adalah Kayn,Kayn lunasolem,temannya ketika sma yang kabarnya hilang sewaktu kecelakaan di sekitar kuba.

Wednesday, June 21, 2006

Bagian 2:Daun Alyne

Bagian 2:
~Daun Alyne~

Jalan setapak di hutan itu mulai menurun,walaupun tidak curam,Ali tetap kesusahan agar dapat terus berjalan melalui jalan menurun yang berliku itu.Ali sudah berkali kali terpeleset dan jatuh sehimgga sekarang ia merasa bahwa tubuhnya akan remuk jika terjatuh lagi.Dengan bantuan tongkat dan tanaman di sekitarnya,Ali berusaha melewati jalanan yang dipenuhi air itu.
Akhirnya,dengan perjuangan yang sangat keras,Ali dapat menuruni turunan itu,tetapi sekarang ia mendapat masalah baru. Matanya terbelalak ketika melihat pemandangan didepannya, walaupun sangat gelap dan ditutupi kabut,matanya tetap melihat jurang yang sangat dalam dan turunan yang benar benar berbahaya.Ia berpikir bahwa ia sama saja dengan mencari mati jika menuruni jalanan yang curam itu.Tetapi tidak ada jalan lain lagi,Jika ali berbalik dan berjalan menuju arah yang berlawanan dengan desa yang ia tuju,ia pasti akan mati kelaparan di tengah hutan ini.
Pelan tapi pasti,ali menuruni jalanan curam yang sebenarnya pantas disebut sebagai tebing kecil itu.Ali berusaha keras agar tetap seimbang,ia terus berpegangan pada batu dan akar disamping kanannya agar tidak jatuh ke jurang disebelah kirinya.Tinggal beberapa meter lagi ia sampai pada tanah yang datar,tetapi pada saat tangannya melepaskan batu yang tadi dipegangnya untuk menjaga keseimbangannya agar tangannya dapat memegang ke akar di depannya,petir menyambar tepat mengenai batu pada tebing di seberang jurang sebelah kiri Ali.Ali yang terkejut tidak dapat meraih akar didepannya,ia kehilangan keseimbangan dan oleng ke kiri.Tangannya berusaha memegang tanaman di sekitarnya untuk menahan dirinya yang akan jatuh.Tapi,apa daya tanaman kecil yang rapuh itu.Walaupun ali berusaha menahan agar tidak jatuh ke kiri,ia tetap terguling miring ke bawah,Ia jatuh melewati beberapa turunan yang curam sebelum menghantam satu satunya pohon yang berada di sebelah kiri turunan itu dengan keras.
Ali sekarang hanya tergolek lemas tak berdaya disamping pohon pinus itu,ia merasa bahwa kaki dan tangan kirinya terkilir.Badannya yang basah sekarang berdarah darah tergores jalanan berbatu tajam yang curam itu.Ia sekarang tampak seperti sudah sampai diambang kematian,tetapi sebagai guru pengobatan,ia selalu membawa daun alyne di sakunya.Daun alyne berkhasiat sangat besar dalam bidang pengobatan .Salah satu khasiatnya adalah membetulkan letak tulang yang salah dan menghentikan pendarahan walaupun lukanya tetap terbuka.
Ali memasukkan daun itu ke mulutnya dan mulai mengunyahnya. Rasanya seperti merica yang dicampur dengan daun singkong dan paria. Memang rasanya sangatlah tidak enak,apalagi bagi orang yang membenci rasa pedas di mulutnya,tetapi daun itu sangat berguna,dalam beberapa saat,Ali merasa tubuhnya sudah tidak terasa sakit lagi dan ia melihat pendarahannya sudah terhenti.Walaupun masih tetap lemas,kelaparan,pusing dan mengantuk,ia sudah merasa lebih baik daripada saat dia berjalan menuju ke sini.
Setelah ia dapat berdiri tegak lagi,Ia melanjutkan perjalanannya, Tetapi sekarang cuacanya berlangsung lebih buruk lagi,anginnya terasa sangat keras dan dingin sekali sedangkan hujan turun lebih deras dan petir menyambar nyambar di langit dengan tidak tentu arah.Meskipun cuacanya sangat tidak mendukung,Ali tetap melanjutkan perjalanannya.Usahanya tidak sia sia,beberapa saat kemudian ia berada di tepi hutan.
Disana ia memandang sekitarnya,tetapi sejauh Ali memandang yang ia lihat hanyalah kabut yang semakin tebal dan kilatan petir.Tanah disekitarnya dipenuhi rumput hijau yang basah dan jalan setapak yang tadi diikutinya buntu.Ali tidak melihat adanya tanda tanda desa dibawah bukit yang sedang dipijaknya,walaupun begitu ia tetap menuruni bukit landai itu.Setelah sampai ke tanah yang datar dan becek,ia melihat secercah cahaya di kejauhan.
Ali sekarang tampak seperti laron yang mencari cahaya,ia berjalan terhuyung huyung diterpa angin yang keras ini.Ia yakin bahwa jika ia tidak menjejakkan kakinya ke tanah becek disekitarnya,ia pasti sudah terbawa angin yang seperti tornado ini.Hujan deras yang tadi sudah berganti menjadi badai besar yang membabi buta.Ali sudah berkali kali kehilangan keseimbangan,untungnya ia tidak jatuh ke tanah.Ali yakin sekali jika ia sudah jatuh ke tanah ia tidak dapat berdiri lagi.
Akhirnya ia sampai di Sumber cahaya itu,ternyata cahaya itu berasal dari bola mengapung yang memancarkan sinar putijh kekuning kuningan diatas sejenis lempengan besi berbentuk segiempat yang dipasangkan ke dinding batu yang sudah berlumut.Ali bertanya tanya bagaimana trik mengapungkan bola yang bersinar itu.Belum sempat ia menyentuh bola bersinar dan lempengannya itu,petir menyambar tanah beberapa puluh meter dibelakang Ali dengan bunyi yang mengerikan.
Ali berbalik untuk melihat apa yang terjadi,tetapi yang dilihatnya hanyalah kabut tebal dan badai yang menggila.Ia mendekatkan dirinya ke pintu maple didekatnya,bentuknya yang sangat klasik mengingatkannya pada pintu penginapan jaman dahulu.Ali menempelkan telinga ke pintu itu,ia mendengar suara keramaian orang yang berbicara dan musik yang belum pernah Ali dengar.

Friday, June 09, 2006

Fourth Dimension-Buku 1(Kerajaan Taloran)-bab1-bagian1

BAB 1:
Bagian 1:
~Permulaan~

Ali patay,seorang guru mengaji dan pengobatan,kini berjalan dengan sempoyongan tanpa tempat tujuan.Badannya sekarang hanya dibalut baju putih yang sudah kotor&compang camping yang hanya menutupi sebagian dari luka lukanya.Ia merintih kesakitan lalu duduk diatas batu yang cukup besar.Tubuhnya disinari cahaya terik matahari yang menembus lebatnya pepohonan disekitarnya.Ia menatap luka di tangannya sambil melamuni kejadian yang baru saja menimpanya.Gara gara kejadian nahas itulah ia sekarang berada di tempat yang bisa disebut hutan lebat ini.Ali sebenarnya hanya ingin berbaring sebentar saja di batu itu,tetapi dengan badan penuh luka dan angin yang sepoi sepoi,ia merasa tidak ingin melanjutkan perjalanan tanpa tujuannya. Secara perlahan,ali pun tertidur.
Ali terbangun dengan kaget ketika butiran butiran air hujan menjatuhi dirinya.Ia menatap sekelilingnya.Sudah tidak ada lagi cahaya matahari dan angin sepoi sepoi.Yang dirasakan dan dilihatnya hanyalah angin dingin yang menusuk tulang dan awan awan hitam yang menjatuhkan air hujan.Ia berdiri,tetapi sedetik kemudian ia terlonjak karena merasakan kakinya yang terkilir.Ia meraih sepotong kayu tipis kasar yang tegeletak disebelahnya untuk membantunya berjalan.Dengan badan kesakitan,ia melanjutkan perjalanannya.
Setelah jatuh berkali kali,Ali akhirnya dapat menyeimbangkan tubuhnya lagi dengan bantuan tongkat kayu kasar yang ali temukan tadi.Gerimis dan angin yang tampaknya dapat membuat air menjadi es tidak berhenti mengenai seorang pemuda yang sudah beruban itu.Keadaan diperburuk lagi setelah ali lihat bulan sudah mulai tampak di atas pepohonan yang lebat itu.Ali berpikir ia pasti tertidur lama sekali sampai sampai sekarang sudah malam.Ali mendongak lagi untuk melihat bulan lagi,lalu sesaat setelah menatap langit berawan hitam itu,ia terlonjak karena bulan yang seharusnya berwarna putih kekuning kuningan menjadi berwarna putih kemerah merahan dengan garis kuning menyilaukan yang membagi bulan itu menjadi 4 bagian.Ia menatap bulan aneh itu sesaat sebelum tertutup awan.
Ali merasa bahwa ia hanya berhalusinasi,kemudian ia meneruskan perjalanannya.Pertamanya,ali merasa beruntung karena telah menemukan jalan setapak ini,tetapi sekarang ali menyesal karena jalan itu berujung pada pohon besar yang menutupi daerah sekitarnya dari sinar bulan yang aneh itu.
Ali berharap segera menemukan desa atau sebuah rumah untuk berteduh dari gerimis dan angin malam ini,tetapi itu sangatlah susah apalagi tanpa adanya kompas,peta atau sesuatu yang dapat digunakan untuk mengetahui arah.Setelah melalui semak semak dan pohon pohon yang lebat,akhirnya ali menemukan jalan setapak lagi untuk kedua kalinya,lalu ia berjalan menuruti arah jalan itu.
Ia berjalan terus dengan napas yang makin memburu,ia memutuskan untuk berhenti sebentar ketika ia merasa kakinya seperti mau melepaskan diri dari tubuhnya.Ia mengambil roti coklat yang sudah kotor dan basah dari sakunya yang berlubang.Setelah membersihkan kotoran yang ada pada roti basah itu,ia langsung memakannya dengan sedih.
Setelah beberapa lama mengikuti jalan setapak itu,kabut mulai turun,hujan yang tadinya hanya gerimis sekarang bertambah deras dan anginnya semakin dingin&kuat.Ali sekarang merasa sangat kedinginan,lapar dan pusing,tetapi ia terus berjalan menelusuri jalan setapak becek dan berliku liku itu tanpa mempedulikan suara guntur yang menggelegar dan cahaya kilat yang membuat silau.
Ali merasa bahwa mungkin dirinya akan meninggal di hutan lebat itu karena kelaparan atau dimakan hewan buas.Ia bergidik ketika membayangkan dirinya sedang dikepung sekumpulan serigala hutan yang kelaparan.Tapi,sampai sejauh ia melihat,ia tidak menemukan hewan hewan buas disekitarnya.Yang ada hanyalah suara jangkrik dan kodok yang bersahutan diantara suara hujan dan petir.Bahkan sampai sekarang ia tidak mlihat satu hewan pun.Setelah merasa dirinya telah aman,ia pun berjalan lagi dengan lebih cepat.
Setelah berjalan beberapa lama,mata ali terpaku menatap tulisan “Broken land village 3km ->” yang terpahat pada batu tinggi disebelah kiri jalan setapak yang Ali lewati.Setelah beberapa lama menatap tulisanitu,Ia tahu bahwa ia akan sampai di desa “broken land” dalam 3 km lagi.Setelah mengetahui bahwa ia sudah mempunyai tujuan sekarang,ia bertambah semangat dan mempercepat jalannya sebelum keadaannya lebih memburuk.

Thursday, June 01, 2006

Fourth Dimension

Tulisan pertama aku...
Baca ya...